Diberdayakan oleh Blogger.

Pandangan Pertama,,,

Senin, 22 Juli 2013


Pandangan pertama.



Yang satu ini bisa dikatakan sebagai ‘provokator’
syahwat, atau ‘utusan’ syahwat. Oleh karenanya,
menjaga pandangan merupakan pokok dalam
usaha menjaga kemaluan.
Maka barang siapa
yang melepaskan pandangannya tanpa kendali,
niscaya dia akan menjerumuskan dirinya sendiri
pada jurang kebinasaan.


Tulis Impianmu

Minggu, 21 Juli 2013


Jika hari kini kita masih mengeluh karena belum dapat kerja,,,,

ataupun kita mengeluh karena kebanyakkan perkerjaan.

Bosan dengan Rutinitas,,,
Jenuh dengan kerja harian..

maka cobalah untuk membuat catatan tentang Impian,,,
buatlah Catatan tentang Cita-cita,,
Tulislah rangkaian kata tentang Mimpi-Mimpi dan Harapan di Masa Depan..


karena dengan kita menuliskan tentang Impian, Cita-cita, Mimpi dan harapan


Maka Kita akan selalu teringat,,

bahwa yang namanya Impian, Cita-cita, Mimpi dan harapan,,

Butuh yang namanya Aksi,,,

Butuh yang namanya Pengorbanan dan
Butuh yang namanya Proses,,


Tetaplah berminpi,, dan Iringi dengan Aksi

Ilmu,,

Sabtu, 20 Juli 2013

Abdullah bin Mas’ud  yang berkata:
“Bukanlah ilmu itu (hanya) dengan banyak (menghafal) hadits, akan tetapi ilmu  (yang bermanfaat) itu (timbul) dari besarnya rasa takut (kepada Allah )”.

Dalam atsar shahih lainnya Abdullah bin Mas’ud  juga berkata dihadapan sahabat-sahabatnya:
 “Sesungguhnya kalian (sekarang) berada di jaman yang banyak terdapat orang-orang yang berilmu tapi sedikit yang suka berceramah, dan akan datang setelah kalian nanti suatu jaman yang (pada waktu itu) banyak orang yang pandai berceramah tapi sedikit orang yang berilmu.

“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang masuk (dan menetap) ke dalam relung hati (manusia),
 yang kemudian melahirkan rasa tenang, takut, tunduk, merendahkan dan mengakui kelemahan diri
 di hadapan Allah ”.
(Imam Ibnu Rajab Al Hambali)

Ini berarti bahwa ilmu yang cuma pandai diucapkan dan dihapalkan oleh lidah, tapi tidak menyentuh – apalagi masuk – ke dalam hati manusia, maka ini sama sekali bukanlah ilmu yang bermanfaat, dan ilmu seperti ini justru akan menjadi bencana bagi orang yang memilikinya, bahkan menjadikan pemiliknya terkena ancaman besar – semoga Allah  melindungi kita semua.

Tujuan kita mempelajari ilmu agama tentu saja bukan hanya untuk sekedar menambah wawasan atau sekedar teori yang hanya berupa hafalan yang kuat atau kemampuan yang mengagumkan dalam berceramah, tapi tujuan kita adalah agar ilmu tersebut memberikan manfaat dalam membimbing kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah . Sehingga sumber ilmu yang kita jadikan rujukan benar-benar harus terbukti bisa
mewujudkan tujuan tersebut
,,,
Imam Ibnul Jauzi dalam kitab beliau “Shifatush shafwah” (4/122)1
menukil ucapan Hamdun bin Ahmad Al Qashshar2 ketika beliau ditanya
 Apa sebabnya ucapan para ulama salaf
lebih besar manfaatnya dibandingkan ucapan kita?
Beliau menjawab:
 Karena mereka berbicara (dengan niat) untuk
kemuliaan Islam,
keselamatan diri (dari azab Allah ),
dan mencari ridha Allah ,
adapun kita berbicara (dengan niat untuk) kemuliaan diri (mencari popularitas),
kepentingan dunia (materi), dan mencari keridhaan manusia”.


Dalam sebuah ucapannya yang terkenal Imam Muhammad bin Sirin berkata:
“Sesungguhnya ilmu (yang kamu pelajari)
adalah agamamu (yang akan membimbingmu mencapai
ketakwaan), maka telitilah dari siapa kamu mengambil (ilmu) agamamu”.

Muhammad bin Waasi’ berkata
: Menurut pandanganku, mereka ditimpa keadaan demikian
(tidak terpengaruh dengan ceramah yang kamu sampaikan)
tidak lain sebabnya adalahdari dirimu sendiri,
 sesungguhnya peringatan (nasehat) itu jika keluarnya (ikhlas)
Dari Dalam Hati
maka (akan mudah) masuk ke dalam hati (orang yang mendengarnya)”.


aQidah

Alloh Ta’ala berfirman :
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS Ibrahim : 24).

 Perkara aqidah  merupakan perkara yang sangat besar,
kedudukannya tinggi dan statusnya mulia. 

Perkaranya tertanam di dalam jiwa dan terpendam di dalam hati
sehingga dari aqidah-lah kita beranjak 
dan condong kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala.
 serta demi aqidah pula-lah kita membela
 dien Allah Tabaroka wa Ta’ala..

 Begitu tingginya kedudukan aqidah di dalam jiwa dan hati , sehingga menyebabkan hati menjadi mantap 
dan jiwa menjadi kokoh. 

Hal ini membuahkan dan membentuk 
perangai yang baik, 
manhaj yang lurus, 
kesempurnaan di dalam amalan, 
ketekunan di dalam ketaatan dan ibadah, 
dan menetapi perintah Alloh Tabaroka wa Ta’ala. 

Setiap kali aqidah ini semakin kokoh tertanam di dalam
jiwa dan semakin mantap terpendam di dalam hati ,
 pada saat itulah aqidah akan membawa kepada setiap kebaikan
dan mendorong  kepada 
segenap keberhasilan, 
kebaikan
dan keistiqomahan.

...Aqidah...
 lebih urgen ketimbang makanan,
 lebih penting dari pada minuman, 
pakaian dan seluruh kebutuhan,
 karena aqidah merupakan hakikat hati.

Alloh Ta’ala berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang
memberi kehidupan kepada kamu.” 
( QS al- Anfal : 24)

Aqidah adalah kehidupan hati yang sejati merupakan
pondasi tumbuhnya amalan, lurusnya perangai dan baiknya
manhaj dan cara (beragama)yang benar. 
Karena itulah, 
perhatian kita seharusnya semakin besar terhadap aqidah, 
baik secara keilmuan maupun keyakinan, 
sehingga membuahkan hasil 
berupakesungguhan, ketekunan, keistiqomahan 
dan penjagaan di dalam mentaati Alloh Tabaroka wa Ta’ala.






Hadis Palsu dan Lemah Seputar Ramadhan

Kamis, 18 Juli 2013


Barang siapa berdusta atas namaku degan sengaja maka hendaknya dia mempersiapkan tempat duduknya dineraka (Hr. Bukhara no.110 dan muslim no.31)

Hadist Pertama.
Barang siapa yang bergembira dengan kedatangan bulan ramadhanniscaya allh mengharamkan jasadanya dari neraka
 (terdapat dalam kitab Durotun Nasihin tanpa sanad, para ulama berkata hadist ini tidak ada asal usulnya dan palsu)

Hadist Kedua,
Ketika rasulullah sedang berkutbah pada shalat jum’at (dalam bulan Sya’ban).
Beliau mengatakan amin sampai 3 kali, dan sahabat begitu mendengar sahabat spontan mengatakan amin,,
Tapi sahabat binging, kenapa rasullah berkata amin sampai 3 kali,,
Ketika selesai sholat jum’a para sahabat bertanya kepada rasulullah,
Kemudian berliau mejelaskan:
“ ketika aku sedang berkutbah, datanglah malaikat jibril dan berbihik “wahai rasullulah aminkan doaku ini,” doa malaikat jibril itu adalah:”ya allah tolong abaikan puasa umat Muhammad apabila sebelum memasuki bulan ramadhan dia belum:
1.    Memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya.
2.    Bermaafan terlebih dahulu antara suami-istri
3.    Bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitar.
(hadist ini palsu, tidak ada asal-usulnya bahkan teks arabnyapun tidak ditemukan dalam ratusan kitab para ulama.)


Pesan Untuk Ustad,


Ustad,, Ceramahnya Paling Lama 20 Menit,,


oyaa,, Jangan Lupa Ustad Kalo Sholat Tarawih Bacaanya Pendek-pendek Aja,,

Pesan yang selalu di sampaikan dari tahun ke tahun

KEAJAIBAN



KEAJAIBAN
Keajaiban tidak datang dengan sendirinya..

Ia datang dengan sunguh-sunguh,,

Keajaiban itu tidak pernah datang dengan tiba-tiba,,

Ia tidak datang jika kita tidak memintanya,,

Ia tidak datang Jika kita tidak berusaha,, 



Keajaiban itu terjadi karena kita tidak berpasrah diri dengan keadaan yang sudah terjadi…

Jangan pernah berputus asa,,

Jangan pernah berhenti berharap datangnya keajaiban,,

Karena keajaiban itu adalah kemauan kita sendiri.
(dikutip dari buku)

Dunia/Akhirat

Sabtu, 06 Juli 2013


GELAR, KERJA,, AGAMA
Setiap kita memiliki pilihan,,
Dan setiap kita akan selalu memikirkan,,
Apa yang harus di pilih,,
Dan mana yang harus di tinggalkan,,

Ketika kita merencanaka sesuatu yang baik
Baik untuk agama kemudian dunia kita,,

Dan sesuatu hal baik yang kita rencanakan untuk agama kita,,,
Dan itu berjalan sesuai pemikiran kita,,
Namun ketika Allah mengubah Haluan rencana kita,,
Dan ketika Prioritas kita adalah Agama,,,,
Tapi pilihanlah yang mengharuskan kita memilih Dunia …
Bukan persiapan rencana kita yang salah,,
Bukan pemikiran kita yang keliru..

Tapi Allah Swt lah yang mengarahkan kita untuk tujuan kita,,,
Sesuatu yang kita anggap baik,,,
Belum tentu menghasilkan hal yang baik,,
Dan begitulah sebaliknya,,,
Hanya Allah Swt lah yang akan mengatur rencana kita
Walaupun berPrioritas Dunia secara nyata,,
Namun secata Lahiriyah Agamalah Prioritas Kita…
(Gelar SKM dan Kontrak yang harus di pertahankan,, RSUD Pariaman, 4 Juli 2013.
Dan disaat keiginan Kuliah di yayasan Darul iman tertunda).

Bersyukurlah…

Jumat, 05 Juli 2013


Bersyukurlah…
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
 (QS Ibrahim:7)

Saat kehilangan sesuatu, saat mengalami kerugian, atau saat tidak
mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, sering kali jiwa kita terguncang
sehingga patah semangat, tidak lagi memiliki motivasi. Kita sering lupa
mensyukuri yang sudah kita miliki, kita juga sering melupakan hikmah yang tak
ternilai dari suatu kegagalan yang harusnya kita syukuri.

Padahal berdasarkan ayat diatas, jika kita mau bersyukur maka Allah
menjanjikan akan menambah nikmat kita. Oleh karena itu kita seharusnya
menysukuri apa yang sudah Allah berikan kepada kita, kita juga harus
mensyukuri apa yang kita dapatkan meskipun sekecil apa pun.

Ini adalah rahasia melipat gandakan nikmat kita. Saat kita berusaha, syukurilah
nikmat yang kita dapatkan agar ditambah oleh Allah SWT. Jadi, tetaplah
semangat meski hasil kita kecil, sebab jika kita mensyukurinya, yang kecil
tersebut bisa menjadi besar. Sangat ironis, sudah kecil, tidak kita syukuri.

Alangkah bodohnya orang yang tidak mau mensyukuri nikmat Allah SWT.
Mereka sering menyangka bahwa yang namanya nikmat itu adalah rezeki dalam
bentuk materi yang jumlahnya besar. Padahal tidak, nikmat yang sudah kita
dapatkan itu sangat banyak, jika kita berusaha untuk menyebutkannya, kita tidak
akan bisa. Seperti yang dijelaskan dalam Al Quran,

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).
(QS Ibrahim:34)

Nikmatilah hidup, tetaplah semangat meski penghasilan kita kecil, karena kita
bisa melipat gandakannya dengan mensyukurinya. Renungkanlah, betapa
banyaknya nikmat yang sudah kita miliki. Jangan risau, jangan takut untuk gagal,
sebab kegagalan sebesar apa pun tidak akan menghabiskan nikmat-nikmat yang
ada pada diri kita.


(Sumber : Ayat-ayat Inspirator)

Ummat yang terbaik


KAMU ADALAH SEBAIK-BAIKNYA UMMAT YANG DI-TAMPILKAN UNTUK UMMAT MANUSIA.
(Qs. 3;110).

Ummat yang terbaik bukan
untuk disembunyikan tapi untuk ditampilkan kepada 
seluruh ummat manusia. 
Inilah
sesuatu yang sangat perlu kita jaga dan perhatikan. 

Kita semua beramal tapi tidak
larut dalam kesendirian. 
Hendaklah ketika sendiri kita selalu mendapat cahaya 
dan
menjadi cahaya yang menyinari lingkungan sekitarnya.

saya jadi buruk begini karena lingkungan.
Mengapa tidak berkata sebaliknya, 
karena lingkungan seperti itu, 
saya harus mempenga-ruhi lingkungan itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya. 

Seharusnya
dimanapun dia berada ia harus berusaha membuat kawasan-kawasan kebaikan,
kawasan cahaya, 
kawasan ilmu, 
kawasan akhlak, 
kawasan taqwa, 
kawasan al-haq,
setelah kawasan-kawasan tadi menjadi sempit dan gelap oleh kawasan-kawasan
jahiliyah, kezaliman, kebodohan dan hawa nafsu.


Nikmatnya Menikah diwaktu Muda

Kamis, 04 Juli 2013


Nikmatnya Menikah diwaktu Muda

BAHAYA MEMBUJANG...


BAHAYA MEMBUJANG...


Ibnul Qayyim mengatakan bahwa Imam Ahmad memiliki perkataan yang menegaskan bahwa amal kebajikan itu tidak hanya terhapus dengan kemurtadan.
فقال ينبغي للعبد في هذا الزمان أن يستدين ويتزوج لئلا ينظر ما لا يحل فيحبط عمله
Imam Ahmad mengatakan, “Sepatutnya pemuda di zaman ini (yaitu zaman Imam Ahmad lalu bagaimana dengan zaman sekarang!-pent-)
 agar cari utangan lalu uang utangan itu dijadikan modal untuk menikah supaya dia tidak memandang segala hal yang tidak halal dia pandang sehingga menyebabkan terhapusnya amal kebajikannya”
 [ash Sholah wa Hukmu Tarikiha karya Ibnul Qayyim hal 85, Dar Ibnu Hazm Beirut, cet pertama 1416 H].
(Copas Punya Orang)